Dinas PPKUKM | Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta Juni 2025

A.Perkembangan Ekspor

Nilai ekspor Jakarta Januari–Juni 2025 mencapai US$ 8.254,05 juta atau naik 43,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Sejalan dengan total ekspor,  nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$ 8.238,60 juta naik 43,80 persen.

 

Nilai ekspor Jakarta pada Juni 2025 mencapai US$ 1.389,93 juta atau naik 18,65 persen dibanding Juni 2024. Ekspor nonmigas Juni 2025 mencapai US$ 1.386,27  juta, naik 18,56 persen dibanding Juni 2024.

 

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor terbesar Januari–Juni 2025, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah alas kaki sebesar US$ 1.310,37 juta (537,68 persen). Sementara itu penurunan nilai ekspor komoditas terbesar adalah ikan, krustasea, dan moluska sebesar US$ 18,96 juta (minus 3,66 persen).

 

Ekspor terbesar pada Januari–Juni 2025 adalah ke Amerika Serikat yaitu US$  1.076,95 juta, disusul Tiongkok US$ 807,73 juta, dan Thailand US$ 776,01 juta  dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,24 persen.

 

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juni 2025 naik sebesar US$ 2.514,83 Juta (46,10 persen) dibandingkan periode yang sama tahun  2024. Sementara itu, ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun US$ 4,68 juta (minus 1,72 persen), diikuti oleh ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun US$ 0,71 juta (minus 94,67 persen).

 

B.Perkembangan Impor

Nilai impor Jakarta Januari–Juni 2025 mencapai US$ 38.113,93 juta atau naik 10,36 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Sejalan dengan total impor, nilai impor nonmigas yang mencapai US$ 36.777,08 juta naik 10,90 persen.

 

Nilai impor Jakarta pada Juni 2025 mencapai US$ 6.801,13 juta atau naik 12,38 persen dibanding Juni 2024. Impor nonmigas Juni 2025 mencapai US$ 6.577,40 juta, naik 13,50 persen dibanding Juni 2024.

 

Dari sepuluh kelompok komoditas dengan nilai impor terbesar Januari–Juni 2025, kelompok komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah kendaraan dan bagiannya sebesar US$ 1.175,14 juta (38,69 persen). Sementara itu penurunan nilai impor kelompok komoditas terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar US$ 46,37 juta (minus 3,31 persen).

 

Tiga negara pemasok barang impor terbesar pada Januari–Juni 2025 adalah Tiongkok US$ 16.018,09 juta (42,03 persen), Jepang US$ 4.060,04 juta (10,65 persen), dan Thailand US$ 2.761,39 juta (7,24 persen).

 

Menurut klasifikasi golongan penggunaan barang (BEC), nilai impor barang modal selama Januari–Juni 2025 meningkat sebesar US$ 1.948,13 juta (24,02 persen) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, diikuti oleh peningkatan impor bahan baku/penolong sebesar US$ 1.185,43 juta (5,39 persen), dan barang konsumsi sebesar US$ 443,10 juta (10,03 persen).